Jika Buah Hati Tak Kunjung Hadir (1)

“…dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kepada Kami, kamu akan kembali.”
(Q.s. Al-Anbiya': 35)

Sabar Menanti
Betapa Bahagianya wanita saat ia melahirkan seorang bayi mungil dari rahimnya sendiri. Rasa sakit saat melahirkan pun seketika hilang bersamaan dengan suara tangis bayi, yang menandakan lahirnya penghuni baru di bumi ini. Haru bercampur bahagia. Itulah yang dirasakan seorang ibu saat kelahiran bayinya.

Setiap detik pertumbuhan sang bayi adalah kejutan, kebanggaan, dan kebahagiaan bagi orangtuanya. Ketika anak mulai bisa tengkurap, merangkak, berjalan, dan mengucap sepatah atau dua patah kata, orangtua akan merasa girang bukan kepalang. Rumah tak lagi sunyi dengan hadirnya si buah hati. Suara canda, tawa, dan tangisnya akan selalu mengisi hari-hari. Saat orangtua harus meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, terbayang kelucuan anaknya sehingga ia pun ingin segera pulang untuk melepas kerinduan.

Kehadiran anak merupakan sunnatullah yang muncul dari fitrah kemanusiaan. Bahkan, para nabi seringkali memanjatkan doa berkaitan dengan harapan untuk memiliki buah hati. Ilustrasi ini menegaskan betapa pentingnya kehadiran anak dalam sebuah keluarga. Berbahagialah Anda yang telah dikaruniai anak, dan bersabarlah jika sampai saat ini belum dikaruniai keturunan. Ingatlah bahwa  di balik kesabaran itulah Allah akan menurunkan pertolongan-Nya. Dia berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.s. Al-Baqarah [2]: 153)

Makna sabar yang sesungguhnya adalah rela menerima sesuatu yang tidak disenangi dengan rasa ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Memang ada proses yang tidak mudah di sini, apalagi ketika sampai pada taraf rela menerima sesuatu dengan tulus meskipun tidak disenangi. Karenanya, tak heran bila kedudukan sabar ini disejajarkan dengan shalat, sebagaimana ayat di atas.

Bersabarlah, karena ketentuan Allah pastilah yang terbaik bagi kita. Barangkali, kita memang belum benar-benar siap untuk menjadi orangtua yang baik. Mungkin pula, Allah memang sengaja menguji kesabaran kita. Berbaiksangkalah kepada Allah atas segala ketetapan-Nya.

Image: http://muslimahfathina.co.cc
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts